Pustakawan Perpustakaan Universitas Janabadra mengikuti acara Seminar dan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Memimpin dan Meningkatkan Level Perpustakaan.” Acara yang berlangsung di Perpustakaan UNY ini dihadiri oleh sekitar 90 peserta, yang di selengarakan oleh Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bersama Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
seminar dengan narasumber Ida Fajar, Ph.D., dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai pembicara utama. Seminar ini dimoderatori oleh Gretha Prestisia, MIP, Kepala Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dalam pemaparannya yang bertajuk “Leading and Leadership,” Ida Fajar menjelaskan pentingnya peran kepemimpinan pustakawan di era modern, dengan beberapa poin utama sebagai berikut:
- Knowledgeable dalam Lingkungannya
Pustakawan harus memahami:
Lingkungan dan business model: seperti perkembangan otomasi, discovery tools (BASE, CORE, Kopernio, OAButton, dsb.).
Lingkungan internal: manajemen universitas, atasan, kolega, bawahan.
Lingkungan eksternal: lembaga lain, mitra, masyarakat, tren konsumen.
Tren teknologi & perilaku pemustaka: analisis pergerakan, aktivitas, dan pilihan tempat di perpustakaan (Behavioral Mapping).
- Reputasi Diri dan Lembaga
Definisi Reputasi: persepsi publik terhadap individu/lembaga, bersifat kualitatif.
Reputasi perpustakaan dipengaruhi oleh: kepemimpinan, CSR, kualitas layanan, budaya kerja, kehadiran online, fokus pemustaka, perilaku etis.
Reputasi profesional pustakawan: berdasarkan kombinasi pendidikan, pengalaman, etika kerja, moral sosial, dan hubungan interpersonal.
Kompetensi pustakawan meliputi: administratif, teknis, interpersonal, dan nilai-nilai lembaga.
- Inspiring and Creating
Inspiring: Membuat orang lain tertarik dan terdorong untuk bertindak.
Creating: Menciptakan hal baru yang belum pernah ada.
Seorang pemimpin pustakawan harus:
Memberikan contoh melalui pengalaman dan pengetahuan.
Menginspirasi rekan kerja untuk memberikan kontribusi nyata bagi lembaga dan komunitas.
Apresiatif terhadap usaha dan nilai tambah dari orang lain.
Kesimpulan: To Lead
Untuk memimpin, pustakawan harus:
Memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis serta pendukung.
Memahami keilmuan dan praktik profesi.
acara sesi FGD yang dipimpin oleh Risty Prasetyawati, Ketua FPPTI DIY, bersama dengan anggota komisi FPPTI DIY:
Didik (Komisi Anggota) menjelaskan implementasi Sistem Informasi Siska, yang dirancang untuk mempermudah pengelolaan data anggota.
Krisno (Komisi Humas) memaparkan manfaat Canva Premium yang kini disediakan FPPTI DIY untuk mendukung kebutuhan desain grafis para anggota.
Diskusi berlangsung interaktif, dengan banyak masukan dari peserta. Beberapa kesimpulan penting dari FGD ini meliputi:
Perlunya pertemuan rutin antar Kepala Perpustakaan untuk memperkuat jejaring dan sinergi internal.
Divisi Teknologi Informasi FPPTI DIY akan mengembangkan sistem ORBI untuk mendukung layanan berbasis digital.
Meningkatkan audiensi dengan pihak eksternal, seperti Komisi C DPRD DIY dan Gubernur DIY, untuk membangun kolaborasi yang lebih luas.
Menyusun program benchlearning ke Perpustakaan Nasional RI, mencontoh inisiatif serupa yang dilakukan FPPTI Jawa Timur.
Salah satu tamu undangan adalah dari LLDIKTI Wilayah V juga menyampaikan siap bekerjasama dan berkenan memfasilitasi untuk komunikasi dengan Perguruan Tinggi di DIY karena LLDIKTI Wilayah V memiliki kerjasama dengan Perguruan Tinggi di DIY
Dengan mengikuti acara Seminar dan FGD diharapkan Perpustakaan mampu membawa Universitas menuju level yang lebih tinggi dalam mendukung pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.